REKRUTMEN, SELEKSI,
PENGEMBANGAN SDM
SERTA
KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN
KERJA
PEMBIMBING:
DEDE
RAMDANI, M.Pd
OLEH:
IRWAN SAPUTRA
KHABIB THOHA M
WENNY KANDIDASTUTI
WIWI WIJAYANTI
UNIVERSITAS
KEJUANGAN’45
FAKULTAS
TEKHNIK INFORMATIKA
Jl. Kawasan
Rumah Susun no.2-Perumnas Bumi Cengkareng Indah (BCI)
Cengkareng
Timur-Jakarta Barat
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perencanaan
Sumber Daya Manusia yang disingkat PSDM merupakan fungsi pertama dan utama dari
Manajemen Sumber Daya Manusia. Yang harus dikuasai guna memepelajari bagaimana
melaksanakan suatu kegiatan dengan konsep perencanaan Sumber Dya Manusia. Yang
mana harus dimengerti dan dipahami yang mana untuk mewujudkan suatu kegiatan
yang tersusun secara system matis, yang terorganisir untuk mewujudkan suatu
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya guna memeberikan hasil yang nyata. oleh
karena itu kita perlu disadari bahwa kita harus benar-benar paham akan ini
semua, karna tanpa itu semua usaha yang kita lakukan akan sia-sia dalam setiap
organisasi baik itu formal dan non formal “. mampu menerawang “ maka
setiap usaha / organisasi yang tidak berdasarkan perencanaan akan mati atau
tidak terwujudnya kegiatan organisasi. Dimana Organisasi yang slama ini
kita ketahui masih belum berhasil secara baik dalam setiap organisasi dan masih
perlu banyak kita terapkan dalam organisasi dalam segi pola dan beserta
mekanisme dalam ekologi perusahaan / organisasi dalam Esensi pencapaian
tujuan.
Manajemen
sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan
perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu
organisasi. Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber
daya manusia sebagai pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam
pengelolaanya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan,
pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini akan menjadikan
manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yan professional semuanya menjadi tidak bermakna (Tjutju,2008).
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya (Tjutju, 2008).
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yan professional semuanya menjadi tidak bermakna (Tjutju,2008).
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya (Tjutju, 2008).
Berbicara masalah sumber daya
manusia, sebenarnya dapat kita lihat dari dua aspek, yakni kuantitas dan
kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia (penduduk) yang
kurang penting kontrabusinya dalam pembangunan, dibandingkan dengan aspek
kualitas. Bahkan kuantitas sumber daya manusia tanpa disertai dengan
dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan suatu bangsa. Sedangkan
kualitas yang menyangkut mutu sumber dayas manusia tersebut, yang
menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan nonfisik
(kecerdasaan dan mental). Oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi suatu
pembangunan dibidang apa pun, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia
merupakan suatu prasyarat utama.
Kualitas sumber daya manusia ini
menyangkut dua aspek juga, yakni aspek fisik (kualitas fisk), dan aspek
nonfisik (kualitas nonfisik) yang menyangkut kemampuan bekerja , berfikir , dan
keterampilan –keterampilan lain. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia ini juga dapat diarahakan kepada kedua aspek
tersebut. Untuk meningkatkan kualitas fisik dapat diupayakan melalui
program-program kesehtan dasn gizi. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas atau
kemampuan-kemampuan nonfisik tersebut,maka upaya pendidikan dan pelatiahan
adalah yang paling diperlukan. Upaya inilah yang dimaksudkan dengan
pengembangansumber daya manusia.
Dari uarain singkat tersebut dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan pengembangan sumber daya manusia
(human resources develoment) secara makro , adalah suatu proses peningkatan
kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan
bangsa. Proses peningkatan di sini mencakup perencanaan, pembangunan, dan
pengelolaan sumber daya manusia.
Apabila kita berbicara secara mikro,
dalam arti di lingkungan suatu unit kerja (depertemen atau lembaga- lembaga
yang lain)., maka sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah tenaga
kerja,pegawai atau karyawan (employee). Sumber daya manusia atau karyawan di
suatu lembaga atau depertemen yang dimaksud. Analog dengan uraian seccara
mikro, maka fasilitas yang canggih dan lengkap pula belum merupakan jaminan
akan keberhasilan lembaga itu, tanpa diimbangi kualitas dari karyawan yang akan
memanfaatkan fasilitas tersebut. Jadi dapat disimpulkan sumber daya manusia
secara mikro adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan
pengolahan tenaga atau karyawan untuk mencapai suatu hasil optimal. Hasil ini
dapat berupa jasa maupun benda atau uang. Dari batasan ini dapat disimpulkan
bahwa proses pengembangan sumber daya manusia itu terdiri dari perencanaan
(planning), pendidikan dan pelatihan (education dan training) , dan pengolahan
(management).
Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan
peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu sebagai salah
satu faktor produksi secara efisien dan efektif guna tercapainya tujuan (goal)
sebuah organisasi. Rung lingkup ( fungsi) personalia dan kegiatan personalia
terdiri dari Penarikan, Seleksi, Pengembangan, pemeliharaan, pengunaan dan
pemutusan hubungan SDM .
Dari
pembahasan makalah ini hanya akan dijelaskan tentang penarikan
( rekruitmen
), seleksi, dan pengembangan sumber daya manusia. Serta tentang kepuasan kerja
dan displin ilmu.
Hubungan
antara tingkat dan jenis pekerjaan memberikan pengaruah tehadap permintaan
pegawai. Itu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan pegawai selain
faktor faktor yang lain.
Maka dari
itu akan digambarkan tentang bagainama rekruitmen, seleksi ,dan pengembangan
sumber daya manusia .
Rekrutmen
dan seleksi adalah salah satu fungsi dari Manajemen Sumber Daya Manusia
(“SDM”). Proses dan hasil dari aktivitas seleksi berhubungan dan mempengaruhi
proses dan hasil fungsi-fungsi lain dari Manajemen SDM : manajemen penggajian,
manajemen penilaian kinerja, dan terutama manajemen pelatihan dan pengembangan.
Berbagai
kesalahan selama proses rekrutmen dan seleksi dan hasil yang tidak sesuai
dengan target akan berdampak langsung terhadap fungsi-fungsi lain dari
Manajemen SDM. Sebagai contoh, jika kompetensi karyawan baru yang dipekerjakan
tidak sesuai dengan persyaratan pekerjaan dan jabatan, maka akan menambah berat
beban tugas peningkatkan kompetensi melalui program pelatihan dan pengembangan
SDM.
Karena itu,
seyogyanya setiap organisasi, baik yang berorientasi laba dan maupun
nirlaba, tidak punya pilihan lain kecuali serius dalam proses rekrutmen dan
seleksi. Sudah menjadi “rahasia umum” bahwa sebagian tertentu karyawan baru
adalah titipan dari stakeholders. Semakin kuat power dan interest dari
stakeholders, maka semakin sulit untuk menolak “teror” mereka.
Karena
dipaksakan, kompetensi karyawan baru belum tentu sesuai dengan
persyaratan pekerjaan dan jabatan. Dampaknya adalah terhadap kinerja dan
prestasi individual, kelompok kerja, seksi, departemen, dan perusahaan. Rekan
kerja dan atasan harus meluangkan waktu dan energi lebih banyak untuk
“mengkatrol” kompetensi si karyawan baru.
Semakin
banyak karyawan baru yang tidak memenuhi persyaratan kompetensi dan persyaratan
pekerjaan, maka akan semakin menjadi beban bagi Departemen SDM khususnya dan
perusahaan pada umumnya. Memang, dampak dari karyawan yang tidak memenuhi
persyaratan tidak segamblang dan seekstrim, misalnya, pelari estafet yang
kinerjanya buruk. Jika karyawan baru tersebut bagian dari sebuah regu kerja,
dampak dari kompetensi yang tidak memadai juga tidak segamblang dan seekstrem
tim pitstop yang lamban bekerja.
Sulit untuk
mendapatkan data tentang dampak negatif dari karyawan baru yang tidak memenuhi
persyaratan. Ironisnya, data seperti itu memang sengaja tidak pernah dibuat.
Padahal, penerimaan karyawan baru yang tidak memenuhi persyaratan kompetensi
dan persyaratan jabatan selalu berulang. Sebagian pimpinan perusahaan memilih
sabar dan legowo terhadap “teror” dari stakeholders.
Setiap anggota organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi timbul adanya perasaan kepuasan kerja dan
ketidakpuasan. Oleh karena itulah setiap pimpinanatau manajer suatu organisasi
perlu menciptakan suatu iklim yang sehat secara etis bagi anggotanya atau
pegawainya, dimana mereka melakukan pekerjaan secara maksimal dan produktif, secara
tidak langsung para pelaku kegiatan organisasi harus memiliki wawasan, keahlian
utama atau disiplin ilmu masing – masing peranannya.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Pengertian rekruitmen, seleksi, dan pengembangan
sdm?
2. Pengertian kepuasan keja dan disiplin ilmu?
C. TUJUAN
PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan
sebagai salah satu syarat untuk penilaian tugas mata kuliah “ Manajemen Sumber
Daya Manusia “ yang diberikan oleh dosen pembimbing kepada penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAGEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen
sumber daya manusia, disingkat MSDM,
adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu
secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan
masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap
karyawan adalah manusia- bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya
bisnis.
Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) menurut para ahli:
1. Menurut Melayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
2. Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan,
pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap
individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.
MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system
perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir,
evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
3. Menurut Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat
dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan
personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat
pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan-tujuannya.
4. Menurut Mutiara S. Panggabean
MSDM adalah proses yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
5. Menurut Mutiara S. Panggabaean
MSDM adalah kegiatan di bidang
sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi
pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan
evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan
pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan,
promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.
Dengan
definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian
pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat. Jadi, Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenagakerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahan permasalahan yang dihadapi
manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin
produksi, uang dan lingkungan kerja saja, namun juga menyakup karyawan (SDM)
yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tersebut. Namun, perlu diingat
bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya
faktor produksi lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan
dan mengasilkan keluaran (output).
Dalam managemen sumber daya manusia
memiliki peran dan fungsi berbeda. Peranan karyawan bagi sebuah
perusahan berupa keterlibatan mereka dalam sebuah perencanaan, sistem, proses
dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Berbicara mengenai peranan
tenaga kerja, harus dibedakan antara mereka yang memiliki pekerjaan dan mereka
yang bekerja. R.Kyosaki menyebutnya dalam empat tingkatan (quadrant) yaitu self
employed, employe, pebisnis dan investor. Karyawan adalah mereka yang bekerja
pada orang lain dengan menjual jasa mereka; waktu, tenaga dan pikiran untuk
perusahan dan mendapat kopensasi dari perusahan tersebut. Namun berbicara
mengenai tenaga kerja ini masih umum. Karena ada yang tidak bekerja, yang
bekerja (pada orang lain/negara/swasta) dan mereka yang bekerja sendiri.
B.
REKRUTMEN dan SELEKSI
Rekrutmen dan seleksi adalah dua aktivitas yang
berbeda,tetapi perbedaan di antara keduannya hanya di pahami oleh para
akademisi dan praktisi Manajemen SDM.Orang awam memahami rekrutmen dan seleksi
sama saja.
·
Definisi rekrutmen
Rekrutmen adalah: Proses pencarian atau mengundang
calon-calon tenaga kerja yang mempunyai kemampuan sesuai dengan rencana dan
kebutuhan organisasi diwaktu tertentu,untuk melamar kerja.
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau
kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk
memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Ada beberapa pengertian
rekrutmen menurut para ahli, sebagai berikut :
-
Menurut
Jyoty Mohan:
“ Recruiment is the process of finding and attracting
capable applicants for employment. The result is pool of applicants from which
new employees are selected. ” ( perekrutan adalah proses
untuk menemukan dan menarik pelamar yang mampu menjadi karyawan hasilnya adalah
dari sekumpulan pelamar yang menjadi karyawan baru yang di pilih )
- Henry Simamora (1997:212) dalam buku
koleksi digital Universitas Kristen Petra menyatakan bahwa “Rekrutmen
(Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja
dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna
menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.”
- Drs. Fautisno Cardoso Gomes (1995:105) menyatakan
bahwa “rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar
untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.”
- Menurut Randall
S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997:227) dalam Nanang Nuryanta (2008) rekrutmen
antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi
syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi
orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
- Menurut Noe at. all ( 2000 ) rekrutmen
didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan
untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial.
- Menurut Schermerhorn, 1997 Rekrutmen (Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok
kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa
peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan
keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan.
·
Tujuan
rekrutmen
Menurut
Henry Simamora (1997:214) rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara lain
sebagai berikut:
a. Untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga
organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan
terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi
organisasi.
b. Tujuan pasca pengangkatan adalah penghasilan
karyawan-karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap
bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.
c. Meningkatkan citra umum organisasi, sehingga para
pelamar yang gagal mempunyai kesan-kesan positif terhadap organisasi atau
perusahaan.
·
Prinsip Rekrutmen
Menurut Rivai
(2006), prinsip-prinsip rekrutmen terdiri dari:
a. Mutu staf
dan pengajar yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
untuk mendapatkan mutu yang sesuai, untuk itu sebelumnya perlu dibuat suatu
analisis jabatan, deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
b. jumlah staf
dan pengajar yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia, untuk mendapatkan hal
tersebut perlu dilakukan peramalan kebutuhan tenaga kerja dan analisis terhadap
kebutuhan tenaga kerja.
c. Biaya yang
diperlukan diminimalkan.
d. Perencanaan
dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan.
e. Feksibility.
f. Pertimbangan-pertimbangan
hukum
·
Proses Dan Sumber Rekrutmen
Proses
pelaksanaan rekrutmen dan biasanya terdiri dari beberapa langkah atau tahapan.
Di bawah ini adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam pelaksanaan
rekrutmen
a. Proses
Rekrutmen
Adapun dalam
proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting, yaitu sebagai berikut:
1) Penyusunan
strategi untuk merekrut
Dalam
penyusunan strategi ini, peran departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
dalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan
direkrut, di mana tempatnya, dan kapan pelaksanaannya.
2) Pencarian
pelamar-pelamar kerja
Banyak atau
sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut untuk
menginformasikan lowongan, salah satu caranya adalah dengan membina hubungan
yang baik dengan sekolah-sekolah atau universtas-universitas.
3) Penyaringan
atau penyisihan pelamar-pelamar kerja yang tidak cocok.
Di dalam proses
ini memerlukan perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi karena
alasan yang tidak tepat.karena pada tahan ini kadang terjadi kejanggalan akibat
tidak sportif atau disiplinnya dalam perekrutan.
4) Pembuatan
kumpulan pelamar
Kelompok
pelamar yang sudah disaring merupakan kumpulan individu-individu yang telah
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat
yang layak untuk posisi yang dibutuhkan.
b. Sumber Rekrutmen
Sumber-sumber
rekrutmen adalah pelamar langsung, lamaran tertulis, lamaran berdasarkan
informasi, orang lain, jalur iklan, perusahaan penempatan tenaga kerja,
perusahaan pencari tenaga kerja profesional, lembaga pendidikan, organisasi
profesi, serikat pekerja, dan melalui balai latihan kerja milik pemerintah.
1) Pelamar Langsung
Pelamar
langsung sering dikenal dengan istilah “applications at the gate”.
Artinya para pencari pekerjaan datang sendiri ke suatu organisasi untuk
melamar, ada kalanya tanpa mengetahui apakah di organisasi yang bersangkutan
ada atau tidak ada lowongan yang sesuai dengan pengetahuan, keterampilan atau
pengalaman pelamar yang bersangkutan.
2) Lamaran Tertulis
Para pelamar
yang mengajukan lamaran tertulis melengkapi surat lamarannya dengan berbagai
bahan tertulis mengenai dirinya, seperti surat keterangan berbadan sehat dari
dokter, surat kelakuan baik dari instansi pemerintah yang berwenang, salinan
atau fotokopi ijasah dan piagam yang dimiliki, surat referensi dan dokumen
lainnya yang dianggap perlu diketahui oleh perekrut tenaga kerja baru yang akan
menerima dan meneliti surat lamaran tersebut.
3) Lamaran Berdasarkan Informasi Orang Dalam
Para anggota
organisasi berbagai pihak yang diketahuinya sedang mencari pekerjaan dan
menganjurkan mereka mengajukan lamaran. Berbagai pihak itu dapat sanak saudara,
tetangga, teman sekolah, berasal dari suatu daerah dan lain sebagainya. Sumber
rekrutmen ini layak dipertimbangkan karena beberapa alasan, yaitu:
-
para pencari tenaga kerja baru memperoleh bantuan dari
pihak dalam organisasi untuk mencari tenaga kerja baru sehingga biaya yang
harus dipikul oleh organisasi menjadi lebih ringan.
-
para pegawai yang menginformasikan lowongan itu kepada
teman atau kenalannya agar berusaha agar hanya yang paling memenuhi syaratlah
yang melamar.
-
para pelamar sudah memiliki bahan informasi tentang
organisasi yang akan dimasukinya sehingga lebih mudah melakukan berbagai
penyesuaian yang diperlukan jika lamarannya ternyata diterima.
-
pengalaman banyak organisasi menunjukkan bahwa pekerja
yang diterima melalui jalur ini menjadi pekerja yang baik karena mereka
biasanya berusaha untuk tidak mengecewakan orang yang membawa mereka ke dalam
organisasi.
4) Iklan
Pemasangan
iklan merupakan salah satu jalur rekrutmen yang paling sering dan paling banyak
digunakan. Iklan dapat dipasang diberbagai tempat dan menggunakan berbagai
media, baik visual, audio, maupun yang bersifat audio visual.
5) Instansi Pemerintah
Di setiap
pemerintahan negara dapat dipastikan adanya instansi yang tugas fungsionalnya
mengurus ketenagakerjaan secara nasional, seperti departemen tenaga kerja,
departemen pemburuhan, departemen sumber daya manusia atau instansi pemerintah
yang cakupan tugas sejenis.
6) Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja
Salah satu
perkembangan baru dalam dunia ketenagakerjaan ialah tumbuh dan beroperasinya
perusahaan-perusahaan swasta yang kegiatan utamanya adalah mencari dan
menyalurkan tenaga kerja.
7) Perusahaan Pencari Tenaga Kerja Profesional
Perusahaan
Pencari Tenaga Kerja Profesional mengkhususkan diri pada tenaga kerja tertentu
saja, misalnya tenaga eksekutif atau tenaga profesional lainnya yang memiliki
pengetahuan atau tenaga khusus.
8) Lembaga Pendidikan
Lembaga
pendidikan sebagai sumber rekrutmen tenaga kerja baru adalah yang
menyelenggarakan pendidikan tingkat sekolah menengah tingkat atas dan
pendidikan tinggi. Pembatasan ini didasarkan kepada pemikiran bahwa
lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar pada
tinggat sekolah dasar meluluskan anak-anak yang belum layak diperlakukan
sebagai pencari lapangan kerja.
Bagan
rekrutmen
|
|||
|
|||
Metode Rekrutmen
Internal :
- Penataran/ upgrading
- Pemindahan/mutasi
- Pengangkatan ( promosi )
- Penempatan pekerjaan melalui
bulletin/papan
- Iventarisasi keahlian
- Pengumuman
Keuntungan Rekrutmen Interna
- Biaya relative murah, karena
tidak perlu proses seleksi seperti
rekrutmen external.
- Organisasi mengetahui pekerjaan
yang memiliki kemampuan untuk jabatan yang kosong.
- Pekerja memiliki motivasi yang
tinggi karena mengetahui kemungkinan peningkatan
- Pengembangan karier jelas
- Pekerja tekah memahami secara
baik kebijakan,prosedur,ketentuan dan kebiasaan organisasi.
Kerugian Rekrutmen internal
- Tidak selalu memberikan
perspektif baru
- Pekerja yang dipromosikan akrab
dengan bawahannya sehingga sulit menjalankan kewenangan dan kekuasaannya.
Rekrutmen External
- Media : Koran,jurnal perdagangan,radio,TV
- Badan penyalur tenaga kerja
o
Pemerintah
o
Swasta
- Lembaga pendidikan : mahasiswa
magang,iklan kampus
- Organisasi karyawan
- Organisasi profesi
- Rekomendasi karyawan
- Open house/job Fairs
- On line
Kelemahan
- Keterbatasan keteraturan antara
karyawan dengan perusahaan.
- Moral dan komitmen karyawan
rendah
- Periode penyesuaian yang
relative tidak cepat
Alternative Rekrutmen I
( mengingat biaya dan memakan waktu dari
proses,wawancara,fee agen,relokasi )
- Outsouching : menyewa tenaga luar melalui perusahaan
lain/agen untuk mengerjakan tugas internal perusahaan.
- Tenaga kerja lepas : bekerja paruh waktu,temporer,kontraktor
lepas.
(
menguntungan perusahaan karena flexible dan biaya buruh lebih rendah )
Alasan
perusahaan menggunakan tenaga lepas seperti ini : karena fluktuasi musin, per
proyek, mendapat tenaga ahli tertentu, tidak mau menambah pegawai tetap, dan pertumbuhan pesat diluar perhitungan.
Alternatif Rekrutmen II
- Professional employer
organization (PEO)(employee leasing).PEO mengurus hal2 administratif berkaitan
dengan pekerja termasuk kompensasi dan merekrut (di Indonesia belum popular
dilakukan )
- Lembur
Dengan
ketentuan sesuai UU tenaga kerja
·
Definisi seleksi
Seleksi merupakan usaha pertama yang harus dilakukanperusahaan untuk
memperoleh karyawan yang qualified dan komponen yang akan menjabat serta
mengarjakan semua pekerjaan pada perusahaan. Pelaksanaan seleksi harus
dilakukan secara jujur, cermat, dan obyektif supaya karyawan yang diterima
benar-benar qualified untuk menjabat dan melaksanakan pekerjaan.
-
Seleksi menurut Mondy Noe (2005:162) yaitu proses
pemilihan dari sekelompok pelamar individu yang paling cocok untuk posisi
tertentu dalam sebuah organisasi.
-
Menurut Umar (2005), seleksi merupakan usaha yang
sistematis yang dilakukan guna lebih menjamin bahwa mereka yang diterima adalah
mereka yang dianggap paling tepat dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
jumlah yang dibutuhkan.
-
Menurut Siagian (2006), bahwa proses seleksi pegawai
merupakan salahsatu bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proses
manajemen sumberdaya manusia. Proses seleksi terdiri dari berbagai langkah
spesifik yang diambil untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima dan
pelamar mana yang akan ditolak.
2. Proses Dan Tahapan Seleksi
Menurut Siagian (2006), bahwa setiap perekrut tenaga kerja yang mempunyai
rasa tanggung jawab secara profesional dapat dipastikan ingin dan berusaha agar
melalui proses seleksi yang dilakukannya diperoleh tenaga kerja yang paling
memenuhi syarat untuk mengisi lowongan yang tersedia. Agar sasaran seperti itu
tercapai, proses seleksi menggabungkan dua hal, yaitu yang berkaitan langsung
dengan pekerjaan yang akan dilakukan apabila lamaran seseorang diterima dan
faktor-faktor lain yang meskipun tidak langsung berkaitan dengan pekerjaannya
kelak, akan tetapi memberikan gambaran yang lebih akurat tentang diri pelamar
yang bersangkutan.
Menurut Mangkuprawira (2003), proses penyeleksian bekerja sama dengan
elemen-elemen, yaitu tujuan atau sasaran perusahaan, rancangan pekerjaan, dan
penilaian kinerja, seperti halnya juga pada rekrutmen dan seleksi.
Elemen-elemen tersebut yaitu: Elemen
pertama dalam proses penyeleksian harus termasuk kebijakan umum perusahaan
dalam menyewa karyawan. Manajer dapat mempekerjakan orang terbaik untuk
pekerjaan-pekerjaan khusus dengan gaji dan manfaat yang tinggi atau relatif
dengan pembayaran gaji dan upah yang rendah,tanpa mempedulikan derajat
perputaran karyawan atau ketidakpuasan tentang upah, manfaat, dan kondisi
kerja. Pengambil keputusan harus menentukan bagaimana para karyawan merasa
cocok dalam kerangka menyeluruh dari perusahaan dan harus pula mengembangkan
hubungan antar karyawan dalam perusahaan.
Elemen kedua, rancangan
pekerjaan, menentukan apa tugas dan kewajiban tiap pekerjaan. Bagaimana upaya
memotivasi atau pengulangan tiap pekerjaan menjadi pengaruh yang besar terhadap
kinerja karyawan bersangkutan.Kinerja tersebut akan dipengaruhi oleh kemampuan
dan motivasi mereka.Rancangan berpengaruh besar pada dua faktor tersebut.
Elemen ketiga merupakan
cara mengukur keberhasilan suatu pekerjaan.Penerimaan karyawan yang berhasil
akan menentukan jenis calon karyawan seperti apa yang sebaiknya direkrut dan
diseleksi.
Elemen ke empat merupakan
spesifikasi pekerjaan yang menspesifikasi ciri sifat, keahlian dan latar
belakang individu yang harus dimiliki untuk mengkualifikasi pekerjaan.
Secara singkat penjelasan tahapan-tahapan seleksi adalah sebagai berikut:
i. Surat
Rekomendasi
Pada umumnya surat rekomendasi tidak berkaitan dengan kinerja pekerjaan karena
semuanya mengandung pujian positif, yang perlu diperhatikan bagaimana isi
rekomendasi yang terutama tentang sifat-sifat orang yang direkomendasikan
sebagai bahan pertimbangan evaluasi.
ii. Format
lamaran
Perlunya format lamaran adalah untuk mempermudah penyeleksi mendapatkan
informasi atau data yang lengkap dari calon staf dan pengajar,dimana format ini
sebagai alat screening untuk menentukan pelamar dalam memenuhi spesifikasi
pekerjaan yang minimal dan secara khusus meminta informasi tentang pekerjaan
yang pernah dialami pelamar dan status pekerjaan yang sekarang.
iii. Tes
Kemampuan
Tes kemampuan adalah alat-alat yang menilai kesesuaian antara para
pelamardengan syarat-syarat pekerjaan. Pada tahap ini dilakukan penilaian
terhadappara pelamar dengan syarat yang telah ditetapkan. Tes ini ditujukan
untuk mendapat tenaga kerja yang sesuai dengan harapan perusahaan. Tes ini
untuk mengukur tingkat kecerdasan, kepribadian, minat, bakat, prestasi dan
berfungsi untuk meramal berhasil tidaknya pelamar dalam melaksanakan pekerjaan,
reaksi, kepandaian dan potensi.
Selain tahap-tahap tersebut juga terdapat beberapa tahap yang lain yaitu ;
tes potensial akademik, tes kepribadian, tes pisikologi, wawancara, evaluasi
kesehatan, serta keputusan penerimaan.
3. Sistem Seleksi Dan Efektif
Menurut Rivai (2006), dalam hal ini perlu disadari bahwa proses
seleksikaryawan baru merupakan kegiatan penting bagi perusahaan maupun bagi
calonstaf dan pengajar itu sendiri. Mempertahankan atau pun mengembangkan
suatusistem seleksi yang menghasilkan staf dan pengajar produktif dan
mencaripeluang untuk meningkatkan cara kerjanya sangat penting untuk
keberhasilanperusahaan. Sistem seleksi yang efektif pada dasarnya memiliki tiga
sasaran, yaitu :
a. Keakuratan,
artinya kemampuan dari proses seleksi untuk secara tepat dapat memprediksi
kinerja pelamar. Pernyataan berikut ini mungkin dapat dipertimbangkan ketika
melakukan seleksi, seperti apa kelemahan dari: Instruktur yang kurang menguasai
materi, Proses seleksi yang tidak dapat memprediksi kinerja pelamar di tempat kerja,
Perhitungan dengan menggunakan komputer yang menghasilkan jawaban yang salah.
b. Keadilan,
artinya memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi persyaratan
diberikan kesempatan yang sama didalam sistem seleksi. Sistem seleksi yang adil
jika: Didasarkan pada persyaratan-persyaratan yang dijalankan secara konsisten,
Menggunakan standar penerimaan yang sama untuk semua pelamar, Menyaring pelamar
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang hanya berkaitan dengan pekerjaan
saja.
c. Keyakinan,
artinya taraf orang-orang yang terlibat dalam proses seleksi yakin akan manfaat
yang diperoleh. Pewawancara dan calon meyakini akan suatu sistem seleksi
apabila: Selama proses seleksi pelamar dan pewawancara menggunakan waktu dengan
efektif dan baik, Setiap orang memperoleh manfaat dengan mengikuti proses
seleksi terlepas dari keputusan penerimaan staf dan pengajar yang diambil,
Citra perusahaan dan harga diri para pelamar tetap terjaga.
4. Faktor
Penting Yang Diperhatikan Dalam Seleksi
Menurut
Rivai (2006), perusahaan semakin dituntut untuk mencapaisemua sasaran yang
diinginkan oleh manajemen. Sementara itu, staf dan pengajar semakin sering
berpindah perusahaan dan karir, untuk mendapatkan predikat staf dan
pengajar yang ideal dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan pribadinya,
sehingga perusahaan membutuhkan proses seleksi yang efektif agar dapat
mengidentifikasi siapa yang mampu dan mau melaksanakan suatu pekerjaan selama
jangka waktu tertentu.
Tanpa sistem
seleksi yang efektif, perusahaan akan menaggung resiko, antara lain: Satu Peningkatan biaya, sebagai akibat
kesalahan ketika penerimaan staf dan pengajar akan menimbulkan inefisiensi
dengan membengkaknya biaya. Dua Motivasi
staf dan pengajar yang rendah. Tiga Kualitas
pelayanan yang rendah atau menurun yang dirasakan oleh pelanggan. Empat Kurangnya upaya manajer atau
supervisor dalam membimbing bawahannya maupun inisiatif untuk kemajuan
perusahaan, karena terpaksa berkonsentrasi pada pengisian lowongan yang tidak
diharapkan.
5. Jenis –
Jenis Seleksi
Menurut
Rivai (2006), seleksi merupakan proses untuk mencocokkan orang-orang dengan
kualifikasi yang mereka miliki, jenis-jenis seleksi:
a. Seleksi
Administrasi, Seleksi administrasi yaitu seleksi berupa surat-surat yang dimilliki
pelamar untuk menentukan apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang diminta organisasi
perusahaan, antara lain: Ijazah, Riwayat hidup, domisili atau keberadaan status
yang bersangkutan, sutar lamaran, sertifikasi keahlian, pas foto, copy
identitas, pengalaman kerja, umur, jenis kelamin, status perkawinan, surat
keterangan sehat dari dokter, akte kelahiran.
b. Seleksi
secara tertulis, dimana meliputi : Tes kecerdasan, tes kepribadian, tes bakat,
tes minat dan prestasi.
c. Seleksi
tidak tertulis dimana meliputi : wawancara, praktek,serta kesehatan atau medis.
6. Masalah –
Masalah Yang Ditemukan Dalam Seleksi
Menurut
Rivai (2006), untuk mencapai ketiga sasaran, yaitu keakuratan,keadilan dan
keyakinan sangat tergantung pada kemampuan pewawancara untuk mengatasi
masalah-masalah seleksi berikut ini:
Banyak
pewawancara mengabaikan informasi penting pewawancara hanya fokus pada sebagian
kecil informasi yang utama tentang keberhasilan pekerjaan, sehingga melalaikan
sebagian informasi lainnya. Oleh karena itu,pewawancara kurang dapat
mengembangkan pelamar secara lengkap.
Pewawancara
terkadang mengabaikan motivasi dan kesesuaian dengan kebutuhan perusahaan.
Pewawancara terlalu fokus pada aspek-aspek keterampilan dari pekerjaan dan
akhirnya melupakan hal-hal yang mungkin disukai dan tidak disukai oleh pelamar.
Kegagalan dalam menemukan motivasi dapat berakibat pada kinerja staf dan
pengajar yang buruk dan mungkin pula akan terjadi pengunduran diri dini ketika
sudah menjadi staf dan pengajar.
Factor
lingkungan yang mempengaruhi proses seleksi
- Fungsi SDM lain : seperti standar
kompensasi,
- Pertimbangan hukum : persentase wanita ,non
diskriminasi,peraturan tenaga kerja
- Waktu yang dimiliki untuk mengambil
keputusan
( pendek,waktu panjang )
- Hirarki organisasi
- Tipe organisasi : pemerintah,swasta, LSM
- Kwalitas pelamar
- Jumlah,komposisi dan
ketersediaan tenaga kerja
o
Dipengaruhi
ekonomi,sosisal,politik
o
Undersupply
vs oversupply tenaga kerja
o
Unqualified
vs qualified employee
- Ratio seleksi =
# pelamar yang diterima
# total pelamar
Proses seleksi
Penjelasan
Penjelasan 1:
- Wawancara awal: mengeliminasi
pelamar yang tidak memenuhi persyaratan.(misalnya harus S1 Pendidikan).
- Cara wawancara melalui
telpon,dengan di rekam
Review lamaran dan resume
- Juga untuk memeriksa kecocokan
individu dengan posisi,kelengkapan data.
- Selain riwayat hidup,ringkasan
tujuan karir,tugas pada pekerjaan terdahulu
Penjelasan 2:
Tes seksi:
Untuk memperkirakan kemampuan
kinerja,indentifikasi sikap atua keahlian tertentu uang tidak terlihat pada
waktu wawancara
Jenis tes:
Cognitive tes,kemampuan
psikomotor,test pengetahuan mengenai pekerjaan,test kepribadian,test
kesehatan,analisa tulisan tangan, dll
Penjelasan 3:
Wawancara kerja : percakapan
yang lebih terarah,bertukar informasi antara pewawancara dan calon pekerja.
Meneliti periksa silang latar
belakang
Referensi dari seseorang yang
dapat memvalidasi informasi/latar belakang pelamar
Keputusan seleksi
Biasannya dilakukan oleh
supervisor dan atau manager
Penjelasan 4:
Pemeriksaan kesehatan:
Dilakukan sebelum atau setelah
pegawai diterima ( tergantung bidang pekerjaan/peraturan perusahaan)
C. PENGEMBANGAN SDM
Pengembangan SDM adalah kegiatan
yang harus dilakukan oleh perusahaan, agar pengetahuan, kemampuan, dan
ketrampilan mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan.
Mengembangkan pengetahuan para SDM berarti meningkatkan kemampuan mereka untuk
lebih mengenal dan memahami :
a. Seluk-beluk
pelaksanaan pekerjaan lebih mendalam.
b. Perkembangan perusahaan
c. Sasaran yang akan
dicapai perusahaan
d. Perlunya kerja sama dalam
melaksanakn pekerjaan
e. Informasi yang disampaikan
perusahaan
f. Kesulitan-kesulitan
yang dihadapi perusahaan
g. Hubungan perusahaan dengan
lingkungannya
h. Kebijaksanaan dan peraturan
yang berlaku dalam perusahaan
i. Sistem dan
prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan tugas perusahaan
j. Perilaku
karyawan yang mendukung dan dituntut oleh perusahaan
Cara mengembangkan pengetahuan karyawan adalah :
a. Banyak membaca buku,
majalah dan surat kabar
b. Banyak mendengar
ceramah-ceramah, siaran radio
c. Sering mengikuti
rapat, diskusi, seminar
d. Terlibat secara aktif dalam
acara-acara yang dilaksanakn perusahaan
e. Mengikuti pendidikan
yang lebih tinggi
f. Sering melakukan
komunikasi dengan rekan sekerja
·
Tujuan
dan manfaat dari pengembangan sumber daya manusia
Tujuan
pengembangan sumber daya manusia menurut Martoyo (1992) adalah dapat
ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap karyawan/anggota organisasi
sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun
tujuan organisasi.
Menurut
Manullang (1980), tujuan pengembangan pegawai sebenarnya sama dengan tujuan
latihan pegawai. Sesungguhnya tujuan latihan atau tujuan pengembangan pegawai
yang efektif, adalah untuk memperoleh tiga hal yaitu :
- menambah pengetahuan
- menambah ketrampilan
- merubah sikap
Sedangkan
manfaat dan tujuan dari kegiatan pengembangan sumber daya manusia menurut
Schuler (1992), yaitu :
a) Mengurangi dan menghilangkan
kinerja yang buruk
Dalam hal ini
kegiatan pengembangan akan meningkatkan kinerja pegawai saat ini, yang
dirasakan kurang dapat bekerja secara efektif dan ditujukan untuk dapat
mencapai efektivitas kerja sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.
b) Meningkatkan produktivitas
Dengan
mengikuti kegiatan pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan
ketrampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan
mereka. Dengan semikian diharapkan juga secara tidak langsung akan meningkatkan
produktivitas kerjanya.
c) Meningkatkan fleksibilitas
dari angkatan kerja
Dengan semakin
banyaknya ketrampilan yang dimiliki pegawai, maka akan lebih fleksibel dan
mudah untuk menyesuaikan diri dengan kemungkinan adanya perubahan yang terjadi
dilingkungan organisasi. Misalnya bila organisasi memerlukan pegawai dengan
kualifikasi tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah pegawai yang
baru, oleh Karena pegawai yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk
pekerjaan tersebut.
d) Meningkatkan komitmen
karyawan
Dengan melalui
kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan akan memiliki persepsi yang baik
tentang organisasi yang secara tidak langsung akan meningkatkan komitmen kerja
pegawai serta dapat memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja yang baik.
e) Mengurangi turn over dan
absensi
Bahwa dengan
semakin besarnya komitmen pegawai terhadap organisasi akan memberikan dampak
terhadap adanya pengurangan tingkat turn over absensi. Dengan demikian juga
berarti meningkatkan produktivitas organisasi.
Jika disimak
dari pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan
pegawai, pada umumnya adalah sebagai berikut :
- Agar pegawai dapat melakukan pekerjaan lebih efisien.
- Agar pengawasan lebih sedikit terhadap pegawai.
- Agar pegawai lebih cepat berkembang.
- Menstabilisasi pegawai.
Manfaat dari
pengembangan pegawai dapat dilihat dalam dua sisi yaitu :
-
Dari sisi individu pegawai yang memberi manfaat
sebagai berikut :
1) Menambah pengetahuan terutama
penemuan terakhir dalam bidang ilmu pengetahuan yang bersangkutan, misalnya
prinsip-prinsip dan filsafat manajemen yang terbaik dan terakhir.
2) Menambah dan memperbaiki
keahlian dalam bidang tertentu sekaligus memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang
lama.
3) Merubah sikap.
4) Memperbaiki atau menambah
imbalan/balas jasa yang diperoleh dari organisasi tempat bekerja.
-
Dari sisi organisasi, pengembangan pegawai dapat
memberi manfaat sebagai berikut :
1) Menaikkan
produktivitas pegawai.
2) Menurunkan biaya.
3) Mengurangi
turnover pegawai
4) Kemungkinan
memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena direalisirnya ketiga manfaat
tersebut terlebih dahulu.
E. KEPUASAN
KERJA
·
Definisi Kepuasan Kerja
Setiap
orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja.
Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena
setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakan.
Kepuasan
kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan
antara jumlah penghargaan yag diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini
seharusnya mereka terima (Robbin, 2003:78).
Greenberg
dan Baron (2003:148) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau
negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaan mereka. Selain itu Gibson
(2000:106) menyatakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki para pekerja
tentang Hal itu merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan.Kepuasan
kerja merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai segi atau aspek
pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal.
Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas
dengan satu atau lebih aspek lainnya.
Kepuasan
Kerja merupakan sikap (positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul
berdasarkan penilaian terhadap situas kerja.tersebut dapat dilakukan terhadap
salah satu pekerjaannya,penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam
mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas
lebih menyukai situasi kerjanya dari pada tidak menyukainya.
Locke
mencatat bahwa perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan dan
ketidakpuasan kerja cenderung mencerminkan penaksiran dari tenaga kerja tentang
pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan lampau daripada
harapan-harapan untuk masa depan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat dua
unsur penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan
dasar.
Nilai-nilai
pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas
pekerjaan. Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting
oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai
atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang
berkaitan dengan motivasi kerja.
Kepuasan
kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan
kerja (dari setiap aspek pekerjaan) dikalikan dengan derajat pentingnya aspek
pekerjaan bagi individu. Menurut Locke seorang individu akan merasa puas atau
tidak puas terhadap pekerjaannya merupakan sesuatu yang bersifat pribadi, yaitu
tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan
antara keinginan-keinginannya dengan hasil keluarannya (yang didapatnya).
·
Teori Kepuasan
Kerja
Teori
kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas
terhadap suatu pekerjaan daripada beberapa lainnya. Teori ini juga mencari
landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Ada beberapa
teori tentang kepuasan kerja yaitu :
1. Two Factor Theory
Teori
ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari
kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene factors.
Pada
teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti
kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang
lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi
negatif dinamakan sebagai hygiene atau maintainance factors.
Sebaliknya
kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau
hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan,
peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja
tinggi dinamakan motivators.
2. Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan
dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak
orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan
pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang
diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.
·
Penyebab
Kepuasan Kerja
Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja
(Kreitner dan Kinicki :225) yaitu sebagai berikut :
a. Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)
Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik
pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.
b. Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan
harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang
diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa yang diterima, orang akan tidak puas.
Sebaliknya individu akan puas bila menerima manfaat diatas harapan.
c. Pencapaian nilai (Value attainment)
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan
memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
d. Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu
diperlakukan di tempat kerja.
e. Komponen genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor
genetik. Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting
untuk menjelaskan kepuasan kerja disampng karakteristik lingkungan pekerjaan.
Selain penyebab kepuasan kerja, ada juga faktor penentu
kepuasan kerja. Diantaranya adalah gaji, kondisi kerja dan hubungan kerja
(atasan dan rekan kerja).
a. Gaji/Upah
Menurut Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari
jumlah absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi
harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan. Selain untuk
pemenuhan kebutuhan dasar, uang juga merupakan simbol dari pencapaian
(achievement), keberhasilan dan pengakuan/penghargaan.
Berdasarkan teori keadilan Adams, orang yang menerima
gaji yang dipersepsikan terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami
ketidakpuasan. Jika gaji dipersepsikan adil berdasarkan tuntutan-tuntutan
pekerjaan, tingkat ketrampilan individu dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok
pekerjaan tertentu maka akan ada kepuasan kerja.
Jika dianggap gajinya terlalu rendah, pekerja akan merasa
tidak puas. Tapi jika gaji dirasakan tinggi atau sesuai dengan harapan, pekerja
tidak lagi tidak puas, artinya tidak ada dampak pada motivasi kerjanya. Gaji
atau imbalan akan mempunyai dampak terhadap motivasi kerja seseorang jika
besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya.
b. Kondisi kerja yang menunjang
Bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak
menyenangkan (uncomfortable) akan menurunkan semangat untuk bekerja.
Oleh karena itu perusahaan harus membuat kondisi kerja yang nyaman dan
menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan menimbulkan
kepuasan kerja.
c. Hubungan Kerja
·
Hubungan dengan rekan kerja
Ada tenaga kerja yang dalam menjalankan pekerjaannya
memperoleh masukan dari tenaga kerja lain (dalam bentuk tertentu). Keluarannya
(barang yang setengah jadi)menjadi masukan untuk tenaga kerja lainnya.
Misalnya pekerja konveksi. Hubungan antar pekerja adalah
hubungan ketergantungan sepihak yang berbentuk fungsional.
Kepuasan kerja yang ada timbul karena mereka dalam jumlah
tertentu berada dalam satu ruangan kerja sehingga dapat berkomunikasi. Bersifat
kepuasan kerja yang tidak menyebabkan peningkatan motivasi kerja. Dalam
kelompok kerja dimana para pekerjanya harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan
kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat tinggi mereka
seperti harga diri, aktualisasi diri dapat dipenuhi dan mempunyai dampak pada
motivasi kerja mereka.
·
Hubungan dengan atasan
Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan
kerja adalah tenggang rasa (consideration). Hubungan fungsional mencerminkan
sejauh mana atasan membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan
yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada
ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang
serupa, misalnya keduanya mempunyai pandangan hidup yang sama.
F. DISIPLIN KERJA
Disiplin menurut H.
Muchsin Prawiranegara (2002:56) adalah : “suatu kondisi yang tercipta dan
terbuntuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban”.
Muchdarsah Sinungan (1995:145) : “Disiplin adalah sebagai sikap
mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok
atau masyarakat berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan
yang ditetapkan untuk tujuan tertentu.”
Faktor-faktor
yang menjadi ukuran dalam disiplin kerja menurut Muchdarsah Sinungan adalah
absensi, sikap dan prilaku, tanggung jawab. Absensi atau pendataan kehadiran
adalah suatu hal yang paling mudah untuk melihat sejauh mana seorang karyawan
telah mematuhi peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Sikap dan prilaku
adalah tingkat penyesuaian diri seorang karyawan terhadap peraturan yang
berlaku di perusahaan. Tanggung jawab merupakan hasil maupun konsekuensi
seorang karyawan atas tugas yang beban kan kepadanya.
Kepuasan kerja dapat mempengaruhi disiplin kerja karyawan
karena dengan karyawan merasa puas baik itu gaji yang diterima, pekerjaan yang
diberikan maupun hubungan dengan atasannya memberikan kepuasan maka secara
langsung karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku di perusahaan.
Hal ini dipertegas oleh Malayu S. P. Hasibuan (2001:200) yang menyatakan
bahwa :
“Kepuasan
kerja mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, artinya jika kepuasan
diperoleh dari pekerjaan maka kedisiplinan karyawan baik. Sebaliknya jika
kepuasan kerja kurang tercapai dari pekerjaannya maka kedisiplinan karyawan
rendah”.
Dengan berlandaskan pada pendapat para ahli, teori-teori yang relevan
yang tersusun dalam kerangka pemikiran diatas maka disusun model kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1.1.
paradigma pengaruh
kepuasan kerja terhadap disiplin kerja
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia sebelum permulaan abad ke-20
manusia dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak
oleh majikan, hingga saat ini peningkatan kualitas sumber daya masih terus
dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan komparatif
yang baik, namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara tersebut bisa
lebih bersaing dengan negara lain. Pendekatannya Manajemen Sumber Daya Manusia
yaitu dilakukan dengan pendekatan mekanis, pendekatan paternalisme, dan,
pendekatan system social. Tahap pelaksanaannya yaitu recruitment (pengadaan),
maintenance (pemeliharaan), dan development (pengembangan). Fungsi adanya MSDM
yaitu perencanaan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, penilaian prestasi
kerja, pemberian kompensasi, pemeliharaan tenaga kerja, dan pemberhentian.
Urgensi adanya MSDM yaitu karena MSDM berarti mengatur, mengurus SDM
berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara
optimum, staffing dan personalia dalam organisasi, meningkatkan kinerja,
mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan
fleksibilitas.
Rekrutmen
adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari
dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan
karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber
daya manusia.
Tujuan dari
rekrutmen sendiri yaitu untuk memikat
sebagian besar pelamar kerja, dan Meningkatkan citra umum organisasi. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses rekrutmen dimana akan memberikan citra yang
baik terhadap perusahaan.
Seleksi
merupakan usaha yang sistematis yang dilakukan guna lebih menjamin bahwa mereka
yang diterima adalah mereka yang dianggap paling tepat dengan kriteria yang
telah ditetapkan serta jumlah yang dibutuhkan.
Pengembangan SDM adalah kegiatan
yang harus dilakukan oleh perusahaan, agar pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan
mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan.
Tujuan
pengembangan sumber daya manusia adalah
dapat ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap karyawan/anggota
organisasi sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran-sasaran
program ataupun tujuan organisasi.
Kepuasan kerja dalam pekerjaan merupakan suatu kepuasan yang dapat
dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan,
perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Kepuasan kerja
yang dirasakan oleh karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan
prestasi kerja karyawan dalam mendukung tujuan perusahaan.
Kepuasan kerja merupakan
cermin perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif
atau negatif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya.
Kedisplinan merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan karena
semakin baik disiplin kerja karyawan maka semakin tinggi prestasi kerja yang
dapat dicapai. Tanpa disiplin yang baik sulit bagi organisasi perusahaan
mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa
tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan hal
inipun mendorong gairah kerja, semangat kerja dan mendukung tercapainya tujuan
perusahaan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka disiplin kerja merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh sikap dan perilaku karyawan untuk patuh dan taat serta
menghormati dan menghargai peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis serta sanggup menerima sanksi-sanksi apabila ia
melanggar peraturan yang telah ditetapkan.
Dari uraian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan guna
memaksimalkan sumbe rdaya manusia yang terbatas demi tercapai tujuan perusahaan
maupun organisasi.Pengembangan sumberdaya manusia, rekrutmen dan seleksi harus
diatur sebaik mungkin agar tercipta
kepuasan kerja sehingga menciptakan disiplin kerja yang berakibat pada
kepastian tujuan dan masa depan perusahaan ataupun organisasi.
B.
SARAN
Sebagai manusia yang tidak pernah
lepas dari kesalahan, tentu saja dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.
Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca,
serta dosen pengajar demi kelayakan makalah ini dan berbesar hati memaafkan
kekurangan dan kesalah penulis dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafaruddin. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia
: Strategi Unggulan Kompetitif. BPFE. Yogyakarta.
Greer, Charles R. 1995. Strategy and Human
Resources: a General Managerial Perspective. New Jersey: Prentice Hall.
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Nickson, Dennis. 2007. Human Resources Management
for The Hspitality and Tourism Industries. Elsevier. Burlington.
Ryllatt, Alastair, et.al, 1995. Creating Training
Miracles. AIM. Australia.
Spencer, N.Lyle and Spencer, M. Signe. 1993. Competence
at Work : Models for Superrior Performance. John Wily & Son,Inc. Mew
York.
Simanjuntak, P., (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Suryadi, A. (1995). Kebijaksanaan Pendidikan dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia: Transisi Menuju era
Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Informatika, Balitbang Dikbud.
http://anan-nur.blogspot.com/2011/02/kepuasan-kerja.html
http://ezalovely.blogspot.com/2011/05/makalah-sikap-dan-kepuasan-kerja.html
http://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2012/12/makalah-institusi-pengembangan-sumber.html
http://ichal-pendidikan.blogspot.com/2011/06/pengembangan-sdm-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar